Pages

Translate

Labels

ojoooo



Sabtu, 18 Januari 2014

asbabun nuzul surah al ikhlas , al kautsar



1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
(al-Ikhlash: 1-4)
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Khuzanah, dari Abul ‘Aliyah, yang bersumber dari Ubay bin Ka’ab. Diriwayatkan pula oleh ath-Thabarani dan Ibnu Jarir, yang bersumber dari Jabir bin ‘Abdillah bahwa kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rasulullah saw, dengan berkata, “Jelaskan kepada kami sifat-sifat Rabb-mu.” Ayat Al-Ikhlash 1-4 ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai tuntunan untuk menjawab permintaan kaum musyrikin.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, diriwatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah, dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair, bahwa beberapa orang Yahudi, diantaranya Ka’ab bin al-‘Asyraf dan Hayy bin Akhthab, menghadap Nabi saw, mereka berkata, “Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat Rabb yang mengutusmu.” Ayat Al-Ikhlash 1-4 ini turun untuk menerangkan sifat-sifat Allah.
Menurut as-Suyuthi kata al-musyrikiin (kaum musyrikin) dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka’ab adalah kaum musyrikin dari kaum Ahzab. Dengan demikian dapat dipastikan Madaniyyah, sesuai hadits Ibnu ‘Abbas.Jadi tidak ada pertentangan antara dua hadits di atas. Hal ini diperkuat pula oleh riwayat Abusy Syaikh di dalam kitab al-’Azhamah dari Aban, yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap Nabi saw. dan berkata: “Hai Abul Qasim. Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Rabb-mu.” Rasulullah  saw. tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu, yaitu surat ini (al-Ikhlash 1-4) yang melukiskan sifat-sifat Allah.
sumber: Al-Qur’anul Kariim;
Asbabun Nuzul, KHQ Shaleh dkk




 1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah*.
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus**.
(al-Kautsar: 1-3)

   *Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri nikmat Allah.
**Maksudnya terputus di sini ialah terputus dari rahmat Allah.

Diriwayatkan oleh al-Bazzar dll, dengan sanad yang sahih, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ketika Ka’b bin al-Asyraf (tokoh yahudi) datang ke Mekah, kaum Quraisy berkata kepadanya; “Tuan adalah pemimpin orang Madinah. Bagaimana pendapat tuan tentang  si pura-pura sabar yang diasingkan oleh kaumnya, yang menganggap dirinya lebih mulia dari kami, padahal kami adalah penyambut orang-orang yang melaksanakan haji, pemberi minumnya, serta penjaga Ka’bah ?” Ka’b berkata: “Kalian lebih mulia daripada dia.” Maka turunlah ayat ini (al-Kautsar ayat 3) yang membantah ucapan mereka.

Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah di dalam KItab al-Mushannaf dari Ibnul Mundzir, yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ketika Nabi Muhammad saw diberi wahyu, kaum Quraisy berkata: “Terputuslah hubungan Muhammad dengan kita.” Maka turunlah ayat ini (al-Kautsar ayat 3) sebagai bantahan terhadap ucapan mereka.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-suddi. Juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam Kitab ad-dalaa-il, yang bersumber dari Muhammad bin ‘Ali, dan disebutkan bahwa yang meninggal itu ialah Qasim. Bahwa kaum Quraisy menganggap kematian anak laki-laki itu berarti putus keturunan. Ketika putra Rasulullah saw meninggal, al-‘Ashi bin Wa-il mengatakan bahwa keturunan Muhammad saw telah terputus. Maka surat al-Kautsar ayat 3 ini turun sebagai bantahan terhadap ucapan mereka.

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi yang bersumber dari Mujahid bahwa ayat 3 ini turun berkenaan dengan al-‘Ashi bin Wa-il yang berkata, “Aku membenci Muhammad.” Maka ayat ini turun  sebagai penegasan bahwa orang yang membenci Rasulullah akan terputus segala kebaikannya.

Diriwayatkan oleh Aththabarani dengan sanad yang dhaif, yang bersumber dari Ayyub bahwa ketika Ibrahim, putra Rasulullah saw wafat, orang-orang musyrik berkata satu sama lain: “Orang murtad itu (Muhammad) telah terputus keturunannya tadi malam.” Allah menurunkan surat al-Kautsar ayat 1-3 ini yang membantah ucapan mereka.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair bahwa ayat ini (ayat 2) turun pada peristiwa Hudaibiyah, ketika Jibril datang kepada rasulullah memerintahkan kurban dan shalat. Rasulullah segera berdiri seraya menyampaikan khotbah Idul Fitri-mungkin juga khotbah idul Adha (rawi ragu, apakah peristiwa di dalam hadits itu terjadi pada bulan Ramadhan atau pada bulan Zulkaidah) kemudian sholat dua rakaat. Sesudah itu beliau menuju ke tempat kurban, lalu memotong hewan kurban.
Menurut as-Suyuthi, riwayat ini sangat gharib. Matan hadits ini meragukan, karena menyebutkan sholat id didahului khotbah.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Syamr bin ‘Athiyyah bahwa ‘Uqbah bin Abi Mu’aith berkata: “Tidak ada seorang pun anak laki-laki Nabi Muhammad saw yang hidup hingga keturunannya terputus.” Ayat ke 3 ini turun sebagai bantahan terhadap ucapan itu.

Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ketika Ibrahim putra Rasulullah saw wafat, kaum Quraisy berkata, “Serkarang Muhammad menjadi abtar (terputus keturunannya).” Hal ini menyebabkan Nabi Muhammad saw bersedih hati. Maka turunlah ayat ini (al-Kautsar 1-3) sebagai penghibur baginya.

Sumber: asbabunnuzul, KHQ.Shaleh dkk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar